MISTER TUKUL JALAN-JALAN KE SRIGATI NGAWI, WISATA SPIRITUAL YANG BELUM TERJAMAH
Regrads all member Unyu-Berbagi
Mister Tukul jalan jalan Kemaren tanggal 17-Maret-2013 mengunjungi Alas Ketonggo Srigati loh gan dijelaskan oleh Sholeh pati emang bener-bener ada mistisnya di sana, disana Team Mister Tukul jalan jalan disambut langsung oleh Pangeran Agung Srigati (arwahnya), menurut penerawangan Sholeh Pati, Srigati adalah Gerbang Menuju Alam Ghaib. Lukisan Sholeh pati di atas gan.
Untuk info lengkapnya saksikan Minggu 24-Maret-2013 di trans7
TRANS7_TEAM |
Belum tau Alas Ketonggo Srigati itu apa? mau tau? Gak perlu ketik REG [spasi] Srigati [kirim] ke bla..blaa..blaa
Langsung aja ceritanya, cekidot
Eyang Srigati adalah Priyagung, seorang begawan dari Benua Hindia yang datang ketanah jawa. Beliaulah yang menurunken Kerajaan-kerajaan di Indonesia mulai dari Pajajaran, Majapahit, Mataram dan seterusnya. Semua kisah Spiritual tertuang di Punden Srigati yang terdapat di desa Babatan kec. Paron. Kab. Ngawi.
Alas Ketonggo adalah hutan dengan luas 4.846 meter persegi, yang terletak 12 Km arah selatan kabupaten Ngawi. Jawa Timur. Menurut masyarakat Jawa, Alas Ketonggo merupakan salah satu dari kedua alas-angker / “wingit” di tanah Jawa. Disana terdapat kerajaan makhluk-halus, begitu menurut masyarakat. Sedangkan satu hutan lainnya adalah, Alas-Purwa di Banyuwangi. Alas Purwa disebut dengan “Bapak”, sedangkan Alas Ketonggo disebut dengan “Ibu”.
Menurut catatan, di Alas-Ketonggo terdapat lebih dari sepuluh (10) tempat pertapaan :
Mulai dari Palenggahan-Agung-Srigati, Pertapaan-Dewi-Tunjung-Sekar, Sendang-Derajad, Sendang-Mintowiji, Goa Sidodadi Bagus, Pundhen Watu Dakon, Pundhen Tugu Mas, Umbul Jambe, Punden Siti Hinggil, Kali Tempur Sedalem, Sendang Panguripan, Kori Gapit, dan Pesanggrahan Soekarno.
- PALENGGAHAN AGUNG SRIGATI
Yang merupakan petilasan Sang Prabu Brawijaya V adalah berupa gundukan tanah yang tumbuh setiap hari dan mengeras bagaikan membentuk batu-karang. Kini, gundhukan tanah tersebut, yang didasari plesteran-semen ditutup keramik, dikelilingi oleh sebuah bangunan berukuran 4X3 meter. Dinding rumah Palenggahan Agung Srigati ini biasanya ditutupi bendera Merah-Putih panjang, namun Sabtu kemarin, penutupnya hanya berupa kain putih saja.
Didalam rumah-rumahan Palenggahan Agung ini, terdapat berbagai benda-benda yang secara simbolik melambangkan tanda-tanda kebesaran kerajaan Majapahit. Baik berupa mahkota Raja, tombak-tombak pusaka, gong, dan lain-lainnya. Di dalam ruangan ini sangat pekat aroma Dupa dan bunga-bunga, hal yang sangat wajar kita temukan di sebuah tempat “sakral”. Dupa dan taburan bunga-bunga ini berasal dari para pengunjung.
Pak Marji ( Juru Kunci ) menyatakan, gundukan tanah tersebut pada saat-saat tertentu tidak tumbuh menyembul, katanya saat Indonesia mengalami suatu musibah atau peristiwa yang kurang-baik, maka gundukan tanah tidak akan tumbuh. Bila gundukan tanah tidak tumbuh, maka ini menjadi pertanda buruk bagi bangsa dan negara, begitu katanya.
Pada saat terjadi krisis moneter 1997, tanah tersebut tidak tumbuh, sehingga sama sekali tidak ada gundukan yang menyembul.
Pada hari-hari tertentu, seperti Jumat Pon dan Jumat Legi, apalagi di bulan Sura, masyarakat Jawa berbondong-bondong datang ke Palenggahan ini. Pada saat-saat itu, warga banyak menguncarkan “doa” dan bertapa, memohon berkah kepada “yang Maha Kuasa”, dari yang meminta berkah rejeki, karier, hingga perjodohan.
Pak Marji menuturkan, banyak kisah mistis di Alas Ketonggo yang berhubungan dengan situasi politik-nasional. Alkisah, menjelang Soeharto (Presiden RI kedua) lengser pada tanggal 21 Mei 1998, ada pohon jati yang mengering dan mati. Padahal sebelumnya, pohon itu tumbuh seperti biasa.
Dua puluh tiga (23) hari sebelum Ibu Tien Soeharto meninggal juga ada kejadian aneh, yaitu patahnya sebuah dahan pohon besar di Alas-Ketonggo. Padahal saat itu tidak ada hujan tidak ada angin.
Tanggal 20 Juli 2001, tiga hari menjelang Megawati Soekarnoputri dilantik menjadi Presiden RI, muncul cahaya Biru dan Putih bagaikan lentera diatas Kali Tempur Sedalem.
Cerita-cerita mistis seperti inilah yang membuat banyak orang “ngalab-berkah” ke Alas Ketonggo. Tidak jarang, bahkan para pejabat-pejabat negara Republik Indonesia berkunjung ke tempat ini mencari “orang-sakti” , atau untuk “mohon-petunjuk” kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, begitu katanya.
Sayangnya, jalan menuju Alas Ketonggo ( khususnya menuju Palenggahan Agung Srigati ) ini sangat tidak terawat. Yang ada hanya jalan berbatu (tanpa aspal) yang bergelombang, sempit. Mungkin sebaiknya pemerintah memperhatikan perbaikan jalan tersebut, supaya orang-orang yang ingin “nglakoni” atau bertapa ke Alas Ketonggo bisa menempuh perjalanan dengan nikmat.
NB : BILA ADA INFO YANG LAIN TAMBAHKAN KE FORM KOMENTAR
Sekian agan-agan Unyu-Berbagi MISTER TUKUL JALAN-JALAN KE SRIGATI NGAWI, WISATA SPIRITUAL YANG BELUM TERJAMAH
kapan ini ditayangin??
ReplyDeleteMinggu 24-Maret-2013 di trans7 gan @Denalta
ReplyDeletehihihihih
ReplyDeleteKenapa mas Bayu? :D
ReplyDeletekk sampai sekarang bel0m tayang juga?
ReplyDeleteudah tayang kok :)
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeletePosting yg bagus... sebagai salah satu media pelestarian sejarah budaya bangsa yg luhur. Saya pernah beberapa kali di alas ketonggo, leluhur saya ada di lereng lawu dan ngrambe.
ReplyDeleteWasalam
Salam kenal
Mistikus Cinta
www.mistikus-sufi.blogspot.com
video nya kok gk ad?yg ad mnta d0nk.
ReplyDeleteseru acaranya walaupun agak merrinding untung tukul bikin ngakak salam kenal aja sobat
ReplyDeletewahh uda lewat :(
ReplyDeleteAssalamuiakum & Salam kenal
ReplyDeletePy kabare alumi SMP Katolik Ngawi, koyone aku kangen pengen nganake Reunian khsuse tahun 1985 sd 1988.
Sopo wae sing ono perantauan utowo moco info iki monggo kontak ke Hp. 081284212486 Pin BB. 2A384EA5.
Matur suwun,
Sigit
Jl Ronggo Warsito Ngawi